Senin, 01 November 2010

puisi

SAJAK PALSU
Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah
Dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar
Sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di akhir sekolah
Mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka
Yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanglah
mereka kerumah-rumah bapak dan ibu guru
untuk menyerahkan amplop berisi perhatian
dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu dan
dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru
dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan
nilai palsu yang baru. Masa sekolah
demi masa sekolah berlalu, ,merekapun lahir
sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukuk palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu.
Sebagian menjadi guru ilmuan
Atau seniman palsu. Dengan gairah timggi
Mereka menghambur ketengah pembangunan palsu
Dengan ekonomi palsu sebagai panglima
Palsu. Mereka saksikan
Ramainya perniagaan palsu dengan ekspor
Dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan
Berbagai barang kelontong kualitas palsu.
Dan bank-bank palsu dsengan giat menawarkan bonus
Dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam meminjam juga
Pinjaman dengan ijin dan syarat palsukepada bank negeri
Yang di jaga pejabat-pejabat palsu. Masyarakatpun berniaga
Dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka
Uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu
Sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis
Yang meruntuhkan pemerintahan palsu kedalam
Nasib buruk palsu. Lalu orang-orang palsu dan mendebatkan
gagasan-gagasan palsu di tengah seminar
dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya
demokrasi palsu yang berkibar begitu nyaring
dan palsu.

Agus R Sarjono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar